Karst
memiliki sifat yang sangat rentan terhadap berbagai gangguan alami ataupun
manusia (van Beynen dan Townsend, 2005; Calo dan Parise, 2006; de Waele, 2008;
Parise, 2008; Brinkmann dan jo Garren, 2011). Sementara itu, tekanan dari
faktor alami dan manusia terus mengalami peningkatan (Day, 2011), yang dapat
mengakibatkan semakin terdegradasinya lingkungan karst tersebut. Yang dkk
(2011) mengemukakan bahwa faktor aktifitas manusia di lingkungan karst
memberikan pengaruh yang kuat terhadap proses desertifikasi batuan karst.
Pengaruh pertumbuhan penduduk dan perubahan penggunaan lahan disebutkan oleh
Jiang (2008) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kualitas air sungai
bawah tanah.
Lingkungan
karst telah terganggu oleh aktivitas manusia sejak ribuan tahun yang lalu
semenjak manusia menggunakan gua-gua sebagai tempat tinggalnya serta
memanfaatkan sumber airnya (van Beynen dan van Beynen, 2011). Namun demikian,
dampak yang merugikan dari akibat interaksi antara manusia dan lingkungan karst
muncul semenjak terjadinya revolusi industri (Parise dkk, 2008). Bentuk
gangguan manusia terhadap lingkungan karst berupa penggalian, polusi, pemompaan
air bawah tanah, konstruksi dan pertanian (Podobnikar dkk, 2009; Van Beynen dan
van Beynen 2011). Dampak langsung dari aktivitas pemanfaatan kawasan karst yang
tidak terkendali akan menyebabkan menurunnya bahkan hancurnya fungsi alami
kawasan karst (Soerono, 2008). Persoalan yang timbul akibat pemanfaatan
ekosistem karst dapat menyebabkan ekosistem karst tidak lagi memberikan manfaat
ekonomi dan fungsi ekologi (Wijayanti, 2011). Sejalan dengan hal tersebut,
Brinkmann dan Parise (2012) menyebutkan pentingnya berbagai penelitian aktual
yang mencermati perubahan bentang lahan karst oleh manusia seperti perubahan
sistem alamiah pada bentang lahan karst akibat aktivitas manusia, pengukuran
tingkat kerusakan karst dan tingkat keberlangsungan (sustainability) karst,
pengelolaan bentang lahan karst pada lahan terbangun dan perkotaan, dan
penilaian perubahan sistem hidrologi karst.
Berdasar
hasil pencermatan publikasi tersebut diketahui bahwa penilaian kondisi
lingkungan karst terutama akibat dari aktivitas manusia banyak didasarkan pada
metode observasi langsung dilapangan. Pemanfaatan data penginderaan jauh yang
pada saat ini tersedia dalam berbagai resolusi serta mudah dalam perolehannya,
belum banyak dimanfaatkan untuk penilaian lingkungan karst ini khususnya dalam
penilaian tingkat kerusakan lingkungan karst. Di sisi lain aplikasi
penginderaan jauh untuk penilaian kondisi lingkungan selain pada ekosistem
karst telah banyak dilakukan.
Data
penginderaan jauh memiliki potensi untuk aplikasi studi lingkungan karst. Yue
(2010) menunjukkan bahwa penginderaan jauh hiperspektral dapat memberikan suatu
metode yang bermanfaat untuk penilaian dan monitoring eko-geo-enviromental
karst yang terutama pada julat 1.300 nm – 2.500 nm dan turunan pertama
julat 400 nm hingga 600 nm. Singkapan batuan karst berhasil dipetakan dengan
baik oleh Huang dan Cai (2009) dengan menggunakan indeks batuan (Normalized
Difference Rock Index / NDRI) yang didasarkan pada nilai spektral band 3 dan
band 5 Landsat TM. Klasifikasi berbasis obyek dan analisis fragmentasi
memberikan hasil yang baik untuk mengidentifikasi area konservasi pada bentang
lahan karst di Jamaica (Newman dkk, 2011). Klasifikasi kelas kawasan konservasi
pada lahan karst Gunung Sewu berhasil dilakukan oleh Purnomo dan Sugeng (2005)
dengan menggunakan citra Landsat TM dengan mendasarkan pada pola kelurusan dan
lembah. Penelitian sejenis telah dilakukan oleh Litwin dan Andreychouk (2008),
Jiang dkk (2008), Xiong (2009), dan Yang dkk (2011).
Beberapa
penelitian tersebut diatas menunjukkan adanya potensi dari pemanfaatan data
penginderaan jauh untuk kajian lingkungan karst. Karakteristik data citra
satelit yang bersifat raster merupakan satu hal yang dapat dijadikan sebagai
nilai lebih dari jenis data ini. Penilaian terhadap lingkungan karst dapat
dilakukan terhadap satu satuan wilayah yang lebih detil sejalan dengan tingkat
resolusi spasial dari citra tersebut. Kemampuan penginderaan jauh dalam
menyadap informasi obyek dengan berbagai panjang gelombang akan meningkatkan
potensi akurasi informasi tersebut. Cakupan perekaman citra yang luas dan
periode ulang perekaman yang cepat memungkinkan proses monitoring terhadap
lingkungan karst yang intensif. Hal ini tidak mungkin dilakukan dalam penilaian
lingkungan karst dengan menggunakan metode survay seperti yang dilakukan oleh
Van Beynen dan Townsend (2005).
Daftar
Pustaka
Adji, T. N., 2006. Kondisi Daerah Tangkapan
Sungai Bawah Tanah Karst Gunung Sewu dan Kemungkinan Dampak Lingkungannya
Terhadap Sumberdaya Air (Hidrologis) Karena Aktivitas Manusia. Seminar UGK-BP
DAS SOP.
Andriani, G. F., Walsh, N., 2009. An example
of the effects of antrophogenic changes on natural environment in the Apulian
karst (southern Italy). Environ Geol. 58: 313-325 DOI 10.1007/s00254-008-1604-6
Brinkmann, R., Parise, M., 2012. Karst
Environments: Problems, Management, Human Impacts, and Sustainability an
introduction to the special issue. Editorial. Journal of Cave and Karst
Studies. August 2012: 135-136. DOI. 10.4311/2011JCKS0253.
Brinkmann, R., Jo Garren, S., Karst
Sustainability in Van Beynen, P. E. (ed). Karst Management, DOI
10.1007/978-94-007-1207-2_16
Calo, F., Parise, M., 2006. Evaluating the
Human Disturbance to Karst Environments in Southern Italy, Acta Carsologica
35/2: 47-56.
De Waele, J., 2009. Evaluating disturbance on
mediterranean karst areas: the example of Sardinia (Italy). Environ Geol. 58:
239-255. DOI 10.1007/s00254-008-1600-x
De Waele, J., Follesa, R., 2003. Human Impact
on Karst: The Example of Lusaka (Zambia). Int. J. Speleol. 32 (1/4) 2003:
71-83.
Huang, Q., Cai, Y., 2009. Mapping Karst Rock in
Southwest China. Mountain Research and Development. Vol. 20. No 1 Feb 2009:
14-20. DOI 10.1659
Jian, P., Xu., Y., Cai, Y., Xiao, H., 2011.
Climatic and Anthropogenic drivers of land use/cover change in fragile karst of
Southwest China since the early 1970s: a case study on the Maotiaohe
watersheed. Environ Earth Sci. 64:2107-2118 DOI: 10.1007/s12665-011-1037-5
Litwin, L., Andreychouk, V., 2008.
Characteristic of high-mountain karst based on GIS and Remote Sensing. Environ
Geol. 54: 979-994. DOI 10.1007/s00254-007-0893-5
Newman, M. E., McLaren, K. P., Wilson, B. S.,
2011. Use of Object-Oriented classification and fragmentation analysis
(1985-2008) to identify important areas for conservation in Cocpit Country
Jamaica. Environ Monit Assses. 172: 391-406 DOI 10.1007/s10661-010-1342-6
Parise, M., Qiriazi, P., Sala, S., 2008.
Evaporite Karst of Albania: main features and cases of environmental
degradation, Environ. Geol. 53: 967-974. DOI 10.1007/s00254-007-0722-x
Podobnikar, T., Schoner, M., Jansa, J.,
Pfeifer, N., Spatial analysis of antrophogenic impact on karst geomorphology
(Slovenia). Environ Geol. 58:257-268. DOI 10.1007/s00254-008-1607-3
Purnomo, H., Sugeng, 2005. Klasifikasi
Kawasan Karst Menggunakan Landsat TM 7 Daerah Wonosari Yogyakarta. PIT MAPIN
XIV. 14-15 September 2005, Surabaya
Sauro, U., 2006. Changes in the Use of
Natural Resources and Human Impact in the Karst Environment of the Venetian
Prealps (Italy), Acta Carsologica 35/2: 57-63.
Van Beynen, P., Felliciano, N., North, L.,
Townsend, K., 2007. Application of a Karst Disturbance Index in Hillsborough
County, Florida. Environ Manage 39:261-177 DOI 10.1007/s00267-005-0393-x
Van Beynen, P., Townsend, K., 2005. A
Disturbing Index for Karst Environments. Environmental Management Vol. 36. No.
1. Pp. 101-116. DOI 10.1007/s00267-004-0265-9
Xiong, Y. J., Qui, G. Y., Mo, D. K., Lin, H.,
Sun, H., Wang, Q. X., Zhao, S. H., Yin, J., 2009. Rocky desertification and its
causes in karst areas: a case study in Yongshun County, Hunan Province, China.
Environ Geol. 57: 1481-1488. DOI 10.1007/s00254-008-1425-7
Yang, Q., Wang, K., Zhang, C., Yue, Y., Tian,
R., Fan, F., 2011, Spatio-temporal evolution of rocky desertification and its
driving forces in karst areas of northwestern Guangxi China, Environ Earth Sci.
64: 383-393. DOI 10.1007/s12665-010-0861-3
Yue, Y., Wang, K., Zhang, B., Chen, Z., Jiao,
Q., Liu, B., Chen, H., 2008. Exploring the relationship eco-geo-environmental
condition in karst region Southwest China. Environ Monit Asses. 160: 157-168.
DOI 10.1007/s10661-008-0665-z