Interaksi
antara gelombang elektromagnetik dengan atmosfer dapat menimbulkan adanya
hamburan dan penyerapan gelombang elektromagnetik tersebut oleh berbagai
partikel atmosfer. Besar nilai hamburan dan penyerapan berbeda pada satu
panjang gelombang dengan gelombang lainnya. Pada beberapa panjang gelombang
tidak terjadi hamburan atau penyerapan ini. Rentangan panjang gelombang yang
tidak terhamburkan atau terserap oleh partikel atmosferik ini disebut sebagai
jendela atmosferik (atmosferic window).
Hamburan
mengakibatkan terjadinya berbagai pembelokan arah pancaran gelombang
elektromagnetik dari jalurnya. Sedangkan penyerapan menimbulkan pemindahan
energi dari gelombang elektromagnetik ke partikel atmosfer penyerap gelombang
tersebut.
Ukuran
partikel dan panjang gelombang berpengaruh terhadap kejadian hamburan gelombang
elektromagnetik. Partikel-partikel penyebab terjadiya hamburan diantaranya adalah
partikel oksigen, nitrogen, dan ozon (Mather, 2004). Partikel lain adalah
partikel garam dari penguapan air laut, partikel uap air, serta partikel debu
akibat aktivitas vulkanik ataupun aktivitas manusia. Silakah baca artikel berikut : Partikel atmosfer yang dapat berpengaruh terhadap data citra satelit.
Perilaku
hamburan tergantung pada nilai indeks refraktif dan parameter ukuran seperti
formula berikut.
χ=2πr
/ λ
Jika nilai X
lebih kecil dari 0.01 maka akan terjadi hamburan rayleigh, dan jika nilai X
mendekati besarnya panjang gelombang akan terjadi hamburan mie (Liang, 2004).
1. Hamburan
Rayleigh
Hamburan
rayleigh terjadi ketika panjang gelombang radiasi lebih besar dibandingkan
dengan ukuran partikel penghambur. Jumlah radiasi gelombang elektromagnetik
yang terhambur dapat didekati dengan menggunakan koefisien volume hamburan
(Landgrebe, 2003), berikut.
σλ=4π2
((NV2(n2-no2)2) /
(λ4(n2+no2)2 ))
Keterangan
:
N
: jumlah partikel per cm3
V
: Volume partikel penghambur
λ
: Panjang gelombang radiasi
n
: indeks refraksi partikel
no
: indeks refraksi medium
Panjang
gelombang pendek akan terhambur lebih kuat oleh hamburan rayleigh ini.
Gelombang biru (0.4 – 0.5 µm) yang merupakan gelombang terpendek dari spektrum
tampak (visible spectrum) terhambur oleh partikel rayleigh ini. Efek dari
hamburan rayleigh terhadap gelombang biru ini adalah kenampakan warna biru di
langit pada siang hari dan adanya warna merah kuning di sore atau pagi hari.
Cahaya yang terhamburkan dan mencapai permukaan bumi disebut dengan diffuse irradiance. Sedangkan
cahaya yang terhamburkan oleh atmosfer, dapat mencapai sensor perekam data,
namun tidak membuat kontak dengan dengan permukaan bumi disebut dengan atmospheric path radiance.
2. Hamburan
Mie
Hamburan mie
terjadi ketika gelombang elektromagnetik berinteraksi dengan berbagai partikel
atmosferik dengan ukuran yang kurang lebih sama dengan panjang gelombang
tersebut.
Hamburan mie
dapat disebabkan oleh dua sumber penyebab hamburan, yaitu partikel yang berasal
dari permukaan bumi dan partikel akibat berbagai proses reaksi kimiawi pada
atmosfer ataupun kondensasi. Partikel asap, debu, garam dari penguapan air
laut, mineral sulfat, nitrat di atmosfer dapat mengakibatkan hamburan ini.
Hamburan ini memunculkan efek kabut di atmosfer. Besar koefisien hamburan dapat
didekati dengan formula berikut (Landgrebe, 2003).
σλ=105π a1∫a2
N(a)K(a,n)a2da
Keterangan :
N(a)
: jumlah partikel pada a, a+da
K(a,n)
: Penampang melintang hamburan
a
: radius partikel-partikel spheris
n
: indeks refraksi partikel
3. Hamburan Non Selective
Hamburan non
selektif merupakan hamburan yang menghamburkan hampir seluruh spektrum tampak
di atmosfer. Hamburan non selektif terjadi ketika gelombang elektromagnetik
berinteraksi dengan partikel atmosferik yang berukuran lebih besar dari panjang
gelombangnya. Butiran air hujan dan fragmen es pada awan hujan dapat
mengakibatkan hamburan tipe ini. Sinar matahari tidak dapat menembus awan hujan
karena seluruh gelombang tampak terhamburkan oleh partikel-partikel air pada
awan hujan tersebut.
Daftar
Pustaka
Landgrebe, D.A., 2003. Signal Theory Methods In Multispectral
Remote Sensing. John Willey & Sons Inc.. New Jersey.
Liang, S. 2004. Quantitative Remote Sensing of Land Surface.
John Willey & Sons Inc.. New Jersey.
Mather, P.M., 2004. Computer Processing of Remotely-Sensed Images,
Third Edition, John Wiley & Sons, New Jersey.