(disarikan
dari naskah asli penulis yang dipresentasikan di PIT Ikatan Geograf Indonesia
(IGI) XVII 2014, 15 Nopember 2014 dengan
judul Evaluasi laju desertifikasi batuan
pada bentang lahan karst Gunungsewu melalui penginderaan jauh)
Perkembangan luas
singkapan batuan karst merupakan tanda terjadinya proses desertifikasi batuan
pada bentang lahan karst (Silakan baca : Desertifikasi Batuan Karst). Proses desertifikasi batuan karst yang berkelanjutan di
Gunungsewu dapat memberikan dampak negatif yang berupa degradasi lingkungan
seperti hilangnya air sungai bawah tanah dan banjir bandang di permukaan. Oleh
karena itu laju proses desertifikasi ini perlu dipantau dan dievaluasi. Laju
desertifikasi yang ditandai oleh bertambahnya singkapan karst dapat terrekam
dengan baik melalui data penginderaan jauh.
Data pokok dalam penelitian ini adalah serangkaian citra
Landsat 7 ETM+ dan citra Landsat 8 OLI yang diperoleh dari USGS. Data citra
terdiri dari Citra Landsat 7 ETM+ bulan Juni tahun 2000, bulan Agustus tahun
2001, Agustus tahun 2002 dan bulan Agustus tahun 2014 pada path 119 row 066.
Saluran yang digunakan adalah saluran biru yaitu band 1 pada Landsat 7 ETM+ atau band 2
pada Landsat 8 OLI, saluran inframerah dekat yaitu band 4 pada Landsat 7 ETM+
atau band 5 pada Landsat 8 OLI, dan saluran inframerah tengah yaitu band 7 pada
Lansat 7 ETM+ dan Landsat 8. Saluran multi spektral 741 dibentuk dari citra Landsat
7 ETM+ dan multi spektral 752 dari citra Landsat 8 OLI. Pada masing-masing
citra multispektral tersebut dilakukan proses equalization enhancement agar diperoleh visualisasi citra dengan
kondisi yang sama antar tahun citra.
Citra multi spektral ini digunakan sebagai dasar
interpretasi dan pembuatan acuan klasifikasi. Jenis klasifikasi yang digunakan
adalah klasifikasi beracuan dengan metode minimum
distance classification. Kelas klasifikasi yang digunakan adalah tutupan
vegetasi, tanah terbuka, karst bertutupan tanah tipis, dan singkapan karst. Identifikasi
dari masing-masing kelas klasifikasi dibantu dengan menggunakan citra NDVI dan
interpretasi visual pada citra yang diunggah oleh google melalui situs http://wikimapia.org serta aplikasi googleearth.
Analisis spasial statistik dilakukan terhadap citra hasil
klasifikasi untuk mengetahui kecenderungan perkembangan dari masing-masing
jenis klasifikasi. Hasil analisis ini diwujudkan dalam bentuk citra, tabel,
grafik dan deskribsi penjelasannya. Teknik analisis yang digunakan adalah klasifikasi beracuan dengan
dibantu analisis spektral melalui NDVI, dan interpretasi multi tingkat melalui
citra google.
Kajian ini menyimpulkan
bahwa aplikasi data penginderaan jauh dan teknik klasifikasi beracuan
berbantuan NDVI serta interpretasi multi tingkat memberikan hasil yang baik.
Kajian ini juga memberikan temuan bahwa telah terjadi proses desertifikasi batuan karst di wilayah Gunungsewu dengan luasan yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Akankah hal ini kita biarkan .....?????
Grafik perkembangan luas singkapan batuan karst di daerah penelitian (m2) |
Kajian ini juga memberikan temuan bahwa telah terjadi proses desertifikasi batuan karst di wilayah Gunungsewu dengan luasan yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Akankah hal ini kita biarkan .....?????